Titik Kritis Halal Daging Kaleng, Tiga Aspek Ini Harus Menjadi Perhatian

Cr: google.com

Daging kalengan atau daging yang dikemas dengan kaleng memang menjadi alternatif pengemasan. Selain menjaga daging untuk awet lebih lama, daging kalengan sangat bermanfaat untuk persediaan dirumah yang bisa disimpan dalam jangka waktu relatif lama. Tak hanya itu, daging kaleng juga relatif mudah dalam penyajiannya, rasanya juga tak kalah lezat, sehingga produk daging kalengan sangat diminati oleh banyak kalangan.

Namun, sebagai seorang muslim, kita tentu saja harus memperhatikan segala bahan-bahan yang terkandung dalam sebuah makanan. Lalu apa saja titik kritis halal daging kaleng? Dilansir dari halalmui, ada tiga aspek yang perlu disoroti pada daging kalengan, yaitu:

  1. Proses pengemasan dengan teknik pengalengan

Cr: google.com

Yaitu, suatu cara pengawetan bahan-bahan makanan yang dikemas secara hermetis dan kemudian disterilkan. Pada teknik ini, daging dipanaskan dalam wadah yang ditutup rapat untuk menonaktifkan enzim, membunuh mikroorganisme, dan mengubah daging dalam bentuk mentah menjadi produk yang siap disajikan. Pada setiap proses pengemasan dan sterilisasi, alat dan wadah yang digunakan harus dipastikan terhindar oleh najis. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus, terlebih tidak hanya daging sapi yang dapat dikemas dalam kaleng, daging lain seperti daging babi juga dapat dikemas dalam kaleng.

  1. Bahan baku daging kaleng

Sebelum membeli daging kaleng, harus dipastikan bahwa bahan baku daging kaleng tersebut adalah daging sapi. Tak hanya kemurniannya saja yang menentukan kehalalan daging, proses penyembelihan hewan juga harus dipastikan sesuai dengan syariat Islam, salah satunya dengan menyebut nama Allah Swt. Selain itu, penanganan daging pasca disembelih juga harus dipastikan tidak tercampur atau tercemar dengan hal-hal yang diharamkan.

  1. Bahan campuran atau bumbu

Cr: google.com

Ketika akan membeli daging kalengan, alangkah baiknya jika kita juga melihat bahan-bahan campuran atau bumbu-bumbu yang ada didalamnya. Ini bisa berarti bumbu termasuk dalam daftar bahan tidak kritis, seperti rempah-rempah. Bisa juga berarti bahwa bumbu didapatkan dari supplier yang sudah mendapatkan sertifikasi halal pada produknya.

Sebagai konsumen muslim, kita memang harus selalu dituntut untuk teliti dalam memperhatikan aspek-aspek seperti diatas. Cara paling aman ketika akan membeli daging kaleng adalah melihat adanya logo halal pada kemasannya. Sobat Halalin, kini kamu tak perlu khawatir dan kebingungan di mana harus mencari daging kaleng yang sudah memiliki logo halal. Melalui aplikasi Halalin kamu dapat menemukan makanan yang sudah memiliki logo halal serta nama toko yang menyediakan makanan tersebut.