Taiwan Has 5 Halal Categories For Goods And Services

Bahasa Indonesia Ada di Bawah

Taiwanese Government statistics show that Buddhism is the majority religion practiced by 35.1 percent of the population on Formosa Island, followed by Taoism at 33 percent, then Christianity and Yiguandao at 3.9 percent and 3.5 percent, respectively. Meanwhile, about 18.7 percent of Taiwanese are not religious. Although it is not known as a Muslim country, there are about 40,000 Taiwanese and 200,000 foreigners on the island of Formosa who are Muslim.

Halal certificates in Taiwan are issued by the Chinese Muslim Association (CMA), the Taiwan Halal Integrity Development Association (THIDA), as well as several large mosques such as the Taipei Grand Mosque and Kaohsiung Grand Mosque which have collaborations with the two institutions.

The CMA and the mosque are responsible for providing halal certification for local services. Meanwhile, THIDA is responsible for providing halal certification for export products, such as processed foods and fresh products.

Reporting from Indonesia Window, Taiwan applies five halal categories, namely:

  1. MR (Muslim Restaurant) which indicates the restaurant is owned by Muslims
  2. MFR (Muslim-Friendly Restaurant) which means the owner of the restaurant is not Muslim
  3. MFT (Muslim-Friendly Tourism) which means the place is friendly for Muslims with a comfortable prayer place.
  4. MCH (Muslim Convenient Hotel) is an inn that provides worship facilities for Muslims.
  5. HMI (Halal Menu Included) which means the place provides halal food and drink menus.

Here are some examples of its implementation.

Source: Indonesia Window

Al-Quran, prayer rugs and prayer times are provided in the rooms of Hotel Amba in Taipei, Taiwan.

Source: Indonesia Window

Pineapple cake is the most popular souvenir in Taiwan that has received a halal label.

Source: Indonesia Window

Dining room for halal menu is provided at Fullon Hotel in Taichung, Taiwan.

Bahasa Indonesia

Taiwan punya 5 Kategori halal untuk barang dan layanan

Statistik Pemerintah Taiwan menunjukkan bahwa Buddha adalah agama mayoritas yang dianut oleh 35,1 persen masyarakat di Pulau Formosa, diikuti oleh Taoisme 33 persen, kemudian Kristen dan Yiguandao masing-masing 3,9 persen dan 3,5 persen. Sementara itu, sekitar 18,7 persen orang Taiwan tidak beragama. Meskipun tidak dikenal sebagai negeri Muslim, ada sekitar 40 ribu warga Taiwan dan 200.000 orang asing di Pulau Formosa yang beragama Islam.

Sertifikat halal di Taiwan dikeluarkan oleh Asosiasi Muslim Cina (CMA), Asosiasi Pengembangan Integritas Halal Taiwan (THIDA), serta beberapa masjid besar seperti Masjid Raya Taipei dan Masjid Raya Kaohsiung yang memiliki kerja sama dengan kedua lembaga tersebut.

CMA dan pihak masjid bertanggung jawab untuk memberikan sertifikasi halal bagi layanan lokal. Sementara itu, THIDA bertanggung jawab dalam memberikan sertifikasi halal untuk produk ekspor, seperti makanan olahan dan produk segar.

Dilansir dari Indonesia Window, Taiwan menerapkan lima kategori halal, yaitu:

  1. MR (Muslim Restaurant) yang menandakan restoran dimiliki oleh Muslim
  2. MFR (Muslim-Friendly Restaurant) yang berarti pemiliki restoran bukan Muslim
  3. MFT (Muslim-Friendly Tourism) yang artinya tempat tersebut ramah bagi Muslim dengan tempat sholat yang nyaman.
  4. MCH (Muslim Convenient Hotel) yakni penginapan yang menyediakan fasilitas ibadah bagi Muslim.
  5. HMI (Halal Menu Included) yang berarti tempat tersebut menyediakan menu makanan dan minuman halal.

Berikut merupakan beberapa contoh penerapannya.

Source: Indonesia Window

Al-Quran, sajadah dan jadwal sholat disediakan di kamar Hotel Amba di Taipei, Taiwan.

Source: Indonesia Window

Kue nanas merupakan oleh-oleh terpopuler di Taiwan yang telah mendapatkan label halal.

Source: Indonesia Window

Ruang makan untuk menu halal disediakan di Hotel Fullon di Taichung, Taiwan.

Syarat untuk memperoleh sertifikasi halal, hotel dan restoran harus memiliki dua dapur terpisah, di mana salah satunya digunakan untuk memasak makanan halal dengan peralatan yang berbeda pula dengan yang digunakan untuk menyiapkan makanan umum.

Bahan makanan dan minuman juga diperiksa agar senantiasa sesuai dengan aturan Islam. Selain itu, hotel dan restoran disarankan untuk mempekerjakan juru masak Muslim yang memahami hukum Islam. Hotel yang ramah Muslim juga harus menyediakan arah kiblat dan sajadah di kamar tidur, serta mushola. Bahkan, ada juga hotel yang menyediakan Al-Quran.

Baca juga: 6 Choice must-buy Taiwanese souvenirs